Menu

Mode Gelap
How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips 20 Questions You Should Always Ask About Playstation Before Buying It The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

Seni Budaya · 11 Nov 2022 20:13 WIB ·

3 Lukisan Terkenal Ini Ternyata Dilukis Oleh Orang Indonesia


 3 Lukisan Terkenal Ini Ternyata Dilukis Oleh Orang Indonesia Perbesar

Ranah | Lukisan, adalah salah satu media yang paling populer untuk menyampaikan pesan. Lukisan juga direpresentasikan sebagai sebuah perlawanan atau sebuah keabadian yang dapat memenjarakan waktu.

Zaman dulu, para pembesar China menggunakan lukisan potret diri sebagai asas kedigdayaan atau sebagai konfirmasi kewibawaan yang dipertahankan. Tapi tahukah kamu ternyata lukisan keren ini dilukis oleh orang Indonesia asli? Berikut kami rangkum.

1. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan nasional yang lahir pada 11 November 1785 dan menjadi pemimpin Perang Jawa selama 5 tahun melawan Belanda dan perang tersebut berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830 serta menelan banyak korban yaitu 8.000 korban Belanda dan 7.000 pribumi. Tetapi pada tanggal 28 Maret 1830 saat Pangeran Diponegoro diundang oleh Letnan Hendrik Merkus de Kock ke wisma keresidenan di Magelang, ia ditangkap saat menandatanggani perjanjian perdamaian antara pihak Belanda dan rakyat Indonesia.

Untuk mengenang jasa perjuangan Pangeran Diponegoro dan pasukannya, Raden Saleh Syarif Bustaman atau biasa dipanggil Raden Saleh terinspirasi untuk membuat lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Ia merupakan seorang pelukis senior masa Hindia Belanda. Raden Saleh juga merupakan orang dibalik lukisan Stasiun Pos Jawa dan Perburuan Rusa. Kemampuan melukisnya yang sangat luar biasa membuat karyanya tersimpan di Smithsonian Art Museum di Amerika Serikat dengan judul karya “Forest and Native House”. Lukisan Penangkapan Diponegoro juga mampu membawa nama Indonesia sampai ke Eropa yaitu Rijk Museum di Belanda dan Louvre Museum di Prancis.

2. Lukisan Nyi Roro Kidul

Konon, Basoeki Abdullah sempat bertemu dengan Nyi Roro Kidul saat beliau naik sepeda dan bersembahyang di Pantai Parangtritis. Ia mendengar adanya suara di tepi pantai dan akhirnya mengakui bahwa Nyi Roro Kidul benar adanya dan dapat ditemui di Pelabuhan Ratu atau sepanjang Laut Selatan.

Alasan tersebutlah yang membuat Basoeki Abdullan melukis sosok Nyi Roro Kidul. Selama proses melukisnya, Basoeki sempat terkendala karena ia tidak pernah melihat jelas wajah Nyi Roro Kidul sampai akhirnya ia menggunakan model sebagai representasinya.

Namun, semua model yang akan berperan sebagai Nyi Roro Kidul menderita sakit parah sampai-sampai sebagian dari mereka tidak tertolong. Awalnya Basoeki mengira itu semua hanya kebetulan tetapi setelah terjadi lebih dari tiga kali akhirnya ia waspada akan hal tersebut. Sehingga Basoeki hanya menggunakan imajinasinya untuk dituangkan ke dalam lukisannya.

3. Lukisan Badai Pasti Berlalu

Lukisan karya Affandi yang berjudul “Badai Pasti Berlalu” menceritakan tentang perjuangan manusia yang mengarungi samudera luas untuk mencapai suatu tempat tujuan. Layaknya sifat alamiah manusia yang pantang menyerah untuk mendapatkan apa yang ingin dia miliki, lukisan ini sangat menggambarkan nuansa perjuangan manusia. Namun, sebagaimana manusia yang hanya bisa mengusahakan tetapi hanya Tuhan lah yang menentukan takdir.

(*)

Hits: 7

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Minang Geopark Run Berikan Dampak Ekonomi

8 Desember 2022 - 03:23 WIB

Gandeng Dinas Kebudayaan, DEMA FAH Sukses Laksanakan Seminar Kebudayaan

17 November 2022 - 17:29 WIB

Bagaimana Cara Ilmuan Menerjemahkan Bahasa Kuno?

18 Oktober 2022 - 16:06 WIB

Suntiang Salapan Bundo Kanduang

17 Oktober 2022 - 13:42 WIB

Perwatakan yang Diharapkan Pada Bundo Kanduang

14 Oktober 2022 - 13:48 WIB

Dua Belas Sumbang yang Perlu Dijauhi Bundo Kanduang

12 Oktober 2022 - 12:18 WIB

Trending di Seni Budaya